Semua
goong renteng, koromong, ajeng, dan gamelan tua lainnya tidak mengalami
perkembangan secara musikal. Hanya ada beberapa buah gamelan saja yang
relatif terpelihara repertoar lagunya, misalnya pada goong renteng Ki Sayu, goong renteng Embah Bandong, dan koromong Cikubang.
Sebaliknya, pada gamelan lain secara musikal mengalami kemunduran,
karena pewarisnya tidak hafal semua repertoar lagu-lagu yang pernah ada,
misalnya pada gamelan ajeng Sinar Pusaka, ajeng Cikamurang, goong renteng Ciwaru, goong renteng Cinangnang, dan gamelan pelog Si Monggang.
Bahkan pada beberapa gamelan, repertoar lagunya ada yang sudah hilang
sama sekali, karena sudah tidak pernah ditabuh (umumnya dikarenakan
tidak adanya pewarisan nayaga/pemusik), seperti pada koromong Cileuweung, koromong Cikondang, goong renteng Talaga, gamelan Sukarame, gamelan Si Gehger, ajeng Bangkuang, ajeng Babakan Simpur, ajeng Ciangsana, dan tentu saja pada gamelan-gamelan yang sudah tidak terlacak keberadaannya, seperti gamelan sakati, gamelan Mesa Patra, dan gamelan-gamelan lainnya yang pernah menghiasi keraton Surasowan dengan gending-gendingnya seperti diberitakan naskah Sajarah Banten. Demikian pula dengan gamelan Si Layem Bandung dan gamelan Mataram
kabupaten Karawang yang belum terlacak keberadaannya. Selain itu
gamelan Sunda yang sangat spektakuler karya etnomusikolog Sunda R.
Machjar Angga Kusumadinata—yaitu gamelan Ki Pembayun, yang sangat
pendek umurnya—gamelannya sendiri telah hilang sebelum terwujud
repertoar lagu-lagunya, disebabkan cerobohnya sistem perawatan kita
terhadap hasil cipta, rasa, karsa, dan karya unggulan dari manusia Sunda
sendiri.
Dilihat
dari dunia budaya musik, hilangnya lagu gamelan-gamelan kuna sangat
merugikan dunia musik kita. Padahal di sinilah kita bakal menemukan
sistem musikal karuhun Sunda yang saya kira sangat
luar biasa mutunya. Kalau kita dapat memahami, betapa sangat majunya
sistem musikal produk karuhun itu. Tetapi sayang sekali, dengan warisan
yang luar biasa itu, manusia Sunda sekarang pada umumnya telah tidak
bisa merasakan indahnya sistem musikal di dalamnya. Rasa musikalnya telah banyak yang jati kasilih ku junti. Dan sekarang kita semakin kehilangan jejak.
0 komentar:
Posting Komentar