page

Selasa, 25 September 2012

Goong Renteng dan Gamelan lainnya


Semua goong renteng, koromong, ajeng, dan gamelan tua lainnya tidak mengalami perkembangan secara musikal. Hanya ada beberapa buah gamelan saja yang relatif terpelihara repertoar lagunya, misalnya pada goong renteng Ki Sayu, goong renteng Embah Bandong, dan koromong Cikubang. Sebaliknya, pada gamelan lain secara musikal mengalami kemunduran, karena pewarisnya tidak hafal semua repertoar lagu-lagu yang pernah ada, misalnya pada gamelan ajeng Sinar Pusaka, ajeng Cikamurang, goong renteng Ciwaru, goong renteng Cinangnang, dan gamelan pelog Si Monggang. Bahkan pada beberapa gamelan, repertoar lagunya ada yang sudah hilang sama sekali, karena sudah tidak pernah ditabuh (umumnya dikarenakan tidak adanya pewarisan nayaga/pemusik), seperti pada koromong Cileuweung, koromong Cikondang, goong renteng Talaga, gamelan Sukarame, gamelan Si Gehger, ajeng Bangkuang, ajeng Babakan Simpur, ajeng Ciangsana, dan tentu saja pada gamelan-gamelan yang sudah tidak terlacak keberadaannya, seperti gamelan sakati, gamelan Mesa Patra, dan gamelan-gamelan lainnya yang pernah menghiasi keraton Surasowan dengan gending-gendingnya seperti diberitakan naskah Sajarah Banten. Demikian pula dengan gamelan Si Layem Bandung dan gamelan Mataram kabupaten Karawang yang belum terlacak keberadaannya. Selain itu gamelan Sunda yang sangat spektakuler karya etnomusikolog Sunda R. Machjar Angga Kusumadinata—yaitu gamelan Ki Pembayun, yang sangat pendek umurnya—gamelannya sendiri telah hilang sebelum terwujud repertoar lagu-lagunya, disebabkan cerobohnya sistem perawatan kita terhadap hasil cipta, rasa, karsa, dan karya unggulan dari manusia Sunda sendiri.

Dilihat dari dunia budaya musik, hilangnya lagu gamelan-gamelan kuna sangat merugikan dunia musik kita. Padahal di sinilah kita bakal menemukan sistem musikal karuhun Sunda yang saya kira sangat luar biasa mutunya. Kalau kita dapat memahami, betapa sangat majunya sistem musikal produk karuhun itu. Tetapi sayang sekali, dengan warisan yang luar biasa itu, manusia Sunda sekarang pada umumnya telah tidak bisa merasakan indahnya sistem musikal di dalamnya. Rasa musikalnya telah banyak yang jati kasilih ku junti. Dan sekarang kita semakin kehilangan jejak.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews